
Kisah Para Rasul 2:36-41, Yohanes 20:11-18
Shalom,
Hari ini kita kembali merenungkan kebangkitan Kristus berdasarkan Injil Yohanes.
Setelah memberi tahu para rasul bahwa makam Kristus telah kosong, terdorong oleh kasihnya yang mendalam, Maria Magdalena kembali ke makam.
Dia tidak berjumpa dengan Petrus dan Yohanes sehingga masih terus terbenam di dalam kesedihan, kebingungan dan kecurigaan bahwa ada orang-orang jahat yang menculik jenazah Kristus.
Di pintu makam, dia menangis dengan sangat sedih karena merasa benar-benar telah kehilangan Kristus yang jenazahNya pun tidak ditemukan.
Lihat juga: Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa
Lihat juga: Bangkit Bersama Kristus
Pada saat itulah Kristus menampakkan Diri kepadaNya. Maria Magdalena awalnya tidak mengenali Dia karena penampakan Kristus berbeda dengan penampilanNya semula sebelum Dia disalibkan.
Tubuh Kristus setelah kebangkitan adalah Tubuh Rohani yang Maha Kudus sehingga tidak mudah dikenali oleh para rasul dan Maria Magdalena, sebagai orang-orang yang masih dikotori dengan dosa dan kelemahan.
Tentang hal ini Santo Paulus menegaskannya di dalam suratnya kepada jemaat di Korintus: ‘Yang ditaburkan (dimakamkan) adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah’ (1 Korintus 15:44).
Kristus lalu memanggil Maria dengan sapaan yang biasa Dia lakukan.
Saat mendengar sapaan itulah, Maria Magdalena baru sadar bahwa yang di hadapannya adalah Kristus.
Lihat juga: Menjadi Saksi Kebangkitan Kristus
Lihat juga: Kristus Diadili dan Mengadili
Hal ini mengingatkan apa yang dikatakan Kristus tentang gembala yang baik: ‘Domba-domba akan mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya keluar’ (Yohanes 10:3).
Maria Magdalena sangat terkejut dan amat gembira. Secara spontan dia menyembah dan memeluk kakiNya karena tidak ingin kehilangan Dia lagi (Matius 28:9).
Tetapi Kristus mengatakan kepadanya, dengan wafat dan kebangkitanNya, Dia sesungguhnya sedang dalam perjalanan untuk kembali bersatu dengan Bapa Yang Maha Mulia di surga.
Maria Magdalena harus merelakan itu dan hal ini juga menjadi pertanda bahwa relasi Kristus dengan para muridNya setelah KebangkitanNya, bukan lagi secara lahiriah/jasmani tetapi rohani.
Lihat juga: Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita
Lihat juga: Yesus Makan Ikan Bakar dan Roti Panggang, Bangkit!
Karena itu Kristus juga mengutus Maria untuk memberi tahu para rasul bahwa saat itu Dia akan naik kepada BapaNya, Bapa kita semua, kepada AllahNya dan Allah kita.
Kasih kepada Kristus, jangan dinyatakan dengan memeluk TubuhNya tetapi dengan mentaati perintah-perintahNya dan menjadi saksi-saksiNya.
‘Barang siapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku’ (Yohanes 14:21a).
Kasih kepada Allah bukan untuk dimiliki bagi diri sendiri, untuk kepentingan diri kita sendiri tetapi justru harus diwujudkan agar semua orang dapat mengalami kasih dan kuasaNya melalui diri kita semua sebagai murid-murid dan sahabat-sahabatNya.
Lihat juga: Sempat Ateis; Bertobat dan Mengimani Yesus 100%
Lihat juga: Beritahukanlah Segala yang Yesus Perbuat Padamu
Setelah perjumpaan itu, Maria Magdalena menemui para rasul dan dengan gembira bersaksi: ‘Aku telah melihat Tuhan’.
Perjumpaannya dengan Kristus yang telah bangkit, mengubah segala kesedihan menjadi sukacita dan penuh harapan.
Demikian juga ketika para rasul telah memperoleh urapan Roh Kudus di ruang atas rumah di Yerusalem. Mereka mengalami perubahan besar.
Dari semula mengunci diri di dalam rumah dengan penuh ketakutan dan kebingungan, menjadi penuh semangat dan keberanian bersaksi tentang Kristus di hadapan ribuan orang yang sedang berziarah di Bait Allah untuk merayakan Pentakosta Yahudi.
Lihat juga: Bersama Yesus Pergi Beritakan Injil ke Tempat Lain
Lihat juga: Yesus Utuslah Aku Menjadi Jala-Mu
Di hadapan mereka Petrus berseru: ‘Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus (Mesias)’ (Kisah Para Rasul 2:36).
Orang-orang banyak yang mendengar kesaksian Petrus itu menjadi terharu.
Mereka lalu meminta petunjuk para rasul, apa yang selanjutnya harus mereka lakukan.
Dengan tegas Petrus mengatakan, mereka harus bertobat dan menyatakan pertobatannya dengan memberi diri dibaptis dalam nama Yesus Kristus, agar dosa-dosa mereka dapat diampuniNya dan agar mereka dapat memperoleh karunia-karunia Roh Kudus, yang akan membimbing dan memampukan mereka untuk berubah dan diapakai Allah untuk bersaksi atas nama Kristus dengan kata-kata dan perbuatan mereka.
Lihat juga: Mengenal dan Memperkenalkan Kristus
Lihat juga: Membawa yang Lumpuh ke Hadapan Kristus
Orang-orang itu percaya dengan apa yang dikatakan Petrus dan mereka memberi diri untuk dibaptis.
Pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa (Kisah Para Rasul 2:41).
Di dalam pekan suci yang baru kita lalui, kita diingatkan dan diajak merenungkan betapa dahsyat penderitaan Kristus dari Getsemani sampai Golgotha.
Dia sangat taat kepada kehendak Bapa dan menyatakan kasihNya yang sempurna kepada kita.
Lihat juga: Syarat Mengikuti Kristus
Lihat juga: Menggembalakan Domba-domba Kristus
Janganlah kita berhenti hanya sampai pada keharuan dan kesedihan mengingat penderitaan Kristus tersebut.
Mari kita membuka diri untuk dipakai Allah untuk melakukan apa yang dikehendakiNya.
Kita dapat bertanya kepada Tuhan dalam doa-doa kita, seperti pertanyaan orang banyak kepada para rasul: ‘Apa yang harus aku perbuat untuk menyatakan pertobatan dan syukur teramat dalam kepadaMu ya Tuhan?’
Mari kita bersama-sama dengan penuh semangat dan kegembiraan mewujudkan syukur dan menyakan kasih kepada Kristus dengan menjadi saksi-saksi cintaNya, dengan menolong sebanyak mungkin orang, khususnya mereka yang sedang berbeban berat.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Syukuri Segala Anugerah Kasih Tuhan
Lihat juga: Berani Membela Iman dan Menjadi Saksi Kristus
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.