
Yesaya 50:4-7, Filipi 2:6-11, Lukas 23:1-49
Shalom,
Mahkaman Agama tidak punya wewenang menjatuhkan hukuman mati kepada Kristus. Karena itu mereka membawa Kristus ke Pontius Pilatus, Gubernur Roma untuk wilayah Yudea saat itu.
Tuduhan yang disampaikan: Kristus telah menghasut banyak orang untuk memberontak terhadap Roma dengan tidak membayar pajak dan mengakui DiriNya sebagai Raja Israel.
Lihat juga: Dibaptis: Lahir Kembali Menjadi Warga Kerajaan Allah
Lihat juga: Menghadirkan Kerajaan Allah
Setelah memeriksa Kristus, Pilatus tidak mememukan bukti bahwa Kristus telah memprovokasi banyak orang untuk memberontak.
Pilatus tahu bahwa sebenarnya Kristus dihadapkan kepadanya karena Dia berselisih dengan para iman tentang kebenaran hukum Taurat.
Dalam hal ini Pilatus tidak mau ikut campur sehingga dia ingin melepaskan Kristus.
Lihat juga: Kristus Menggenapi Hukum Taurat
Lihat juga: Pastor Kopong: Kehadiran Gereja Katolik Jadi Kegelisahan Ahli Taurat Zaman ini
Tetapi para imam dan orang banyak yang telah dibayar mereka, terus berteriak-teriak mendesak agar Kristus disalibkan.
Melihat desakan banyak orang itu, Pilatus sadar dia akan menghadapi tantangan keras dari para pemimpin Yahudi kalau tidak menyalibkan Kristus.
Karena itu, akhirnya dia mengabulkan keinginan mereka, sekalipun tahu tuduhan mereka tidak benar.
Lihat juga: Dihakimi, Dimusuhi, Dihina, Segera Mengampuni!
Lihat juga: Iman di Saat Tidak Mampu Mengerti
Kalau saja Pilatus tahu bahwa yang dia hadapi adalah Putera Allah yang suatu saat pasti menghakimi dia pada saat masuk ke dalam kehidupan abadi, tentu dia tidak akan berani mengambil keputusan untuk menepis kebenaran dan membunuh orang yang tidak bersalah.
Begitu juga orang-orang banyak yang telah makan suap dari para ahli Taurat, pasti tidak mau demi uang yang tidak besar akan membuat mereka menerima hukuman abadi yang mengerikan.
Lihat juga: Mengasihi Musuh
Lihat juga: Salib Kristus Menyelamatkan Kita
Pilatus, orang-orang banyak itu, dan khususnya para imam dan orang-orang Farisi yang ada dibalik skenario keji penyaliban Kristus, pasti akan sangat menyesal ketika di Penghakiman Terakhir melihat Kristus yang telah mereka korbankankan menjadi Hakim atas perbuatan-perbuatan mereka.
Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita saat harus memilih dalam bertindak: tetap teguh berpegang pada kejujuran dan kebenaran atau memilih kenikmatan dan keselamatan sesaat sekalipun sadar hal itu akan menyebabkan orang lain yang dalam posisi lebih lemah dan tidak bersalah menjadi korban.
Lihat juga: Dipanggil untuk Diselamatkan
Lihat juga: Paus Fransiskus: Menyakiti Perempuan Berarti Menghina Tuhan
Kristus sudah mengingatkan bahwa apa yang kita lakukan pada salah seorang yang paling hina, kita melakukannya terhadap DiriNya (Matius 25:40).
Dengan merenungkan apa yang dialami Kristus di hadapan Pilatus, kita sebenarnya sedang diberi kesempatan Allah untuk berpikir jernih:
-Dalam posisi seperti Pontius Pilatus di mana kita sebenarnya mampu untuk menegakkan keadilan tetapi harus menghadapi banyak tantangan, apa yang kita lakukan?
Lihat juga: Bersyukur dengan Ketaatan
Lihat juga: Kerendahan Hati Yang Menyelamatkan
-Apakah iri hati, dengki dan kecemburuan telah membuat kita tega untuk memfitnah, menyiksa atau melukai orang yang sebenarnya tidak bersalah, seperti yang dilakukan para imam dari Yerusalem terhadap Kristus?
Demikian juga apakah demi uang kita menjadi tidak mau peduli kepada siapapun dan apapun seperti orang banyak yang telah makan suap dari para imam, sehingga tega menyerukan pembunuhan keji terhadap Kristus yang mereka tahu selalu menolong orang yang berkesusahan?
Lihat juga: Upah Mengikuti Kristus
Lihat juga: Menjadi Saksi Kehadiran Kristus
Yesaya bersaksi tentang apa yang terjadi pada dirinya sebagai orang yang dipanggil Allah untuk menjadi hamba FirmanNya.
Tiap pagi dia menyediakan hati dan telinga untuk mendengar suara Allah dan berjanji untuk taat kepada kehendakNya.
Karena itu dia dimampukan untuk memaafkan orang-orang yang berbuat salah dan menyakitinya dan rela berkorban menolong sesama, agar kasih dan kuasa Allah dapat dinyatakan di tengah dunia (Yesaya 50:4-6).
Lihat juga: Kepedulian kepada Sesama
Lihat juga: Kita Dipanggil untuk Mencintai Tuhan dan Sesama
Begitu juga yang seharusnya kita lakukan. Sediakanlah hati dan waktu untuk sesaat mendengar suara Allah sebelum beraktivitas. Dengan mendengarkanNya, kita dimampukan berjalan di JalanNya.
Seperti Yesaya yang demi ketaatan kepada Yahwe rela didera, Kristus rela didera untuk menebus dosa kita dan membuktikan ketaatanNya kepada Bapa.
Lihat juga: Yesus Mendidik Orang Berdosa, Bukan Dirajam
Lihat juga: Dosa Tidak Pernah Bercanda, Kristus Telah Menebus Kita
Para prajurit yang mendera dan mengolok-olok Kristus, sebenarnya sama sekali tidak mengenal Kristus.
Mereka tega melakukan tindakan yang begitu kejam, karena sebenarnya mereka juga orang-orang yang sedang frustasi dalam tugas mereka untuk selalu berperang, di mana mereka melihat segala kekejaman terjadi.
Apakah ketika kita sedang tertekan oleh segala tugas dan permasalahan juga sering melampiaskan kekesalan hati itu kepada banyak orang di sekitar kita yang dalam posisi lebih lemah?
Lihat juga: Syarat Mengikuti Kristus
Lihat juga: Membawa yang Lumpuh ke Hadapan Kristus
Apakah kita juga sering melampiaskan beban di hati dengan mencambuki dan menghina orang lain dengan kata-kata dan perbuatan kasar yang menyakitkan?
Setelah tahu bahwa segala yang dinubuatkan para nabi telah Dia genapi, Kristus tahu sudah saatnya bagi Dia untuk menebus dosa manusia dengan nyawaNya.
Kristus lalu berseru: ‘ Ya Bapa, kedalam tanganMu Kuserahkan NyawaKu’.
Lihat juga:Mengampuni, Diampuni Allah Bapa
Kepada umat di Filipi, Paulus menggambarkan peristiwa ini secara gamblang: ‘Kristus Yesus yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan DiriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama seperti manusia.
Dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan DiriNya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib’ (Filipi 2:6-8).
Lihat juga: Bangga Salib Yesus
Lihat juga: RIP Mami Ice, WKRI Sejati Perangkai Salib Bunga
Karena ketidaktaatan, Adam dan Hawa melawan Firman Allah sehingga membuat diri mereka terperangkap dalam jeratan kenikmatan dosa yang pada akhirnya menghancurkan mereka sendiri bahkan juga seluruh manusia sebagai keturunan-keturunannya. Tetapi karena ketaatan Kristus, kutukan dosa dipatahkan.
Kristus taat kepada Bapa meskipun menghadapi penyiksaan dan penghinaan yang sangat luar biasa.
Lihat juga: Berani Membela Iman dan Menjadi Saksi Kristus
Lihat juga: Dibaptis: Mengenakan Kristus, Menerima Roh Kudus dan Menolak Roh Jahat
Kristus dengan cintaNya kepada kita, rela mengorbankan DiriNya untuk kepentingan dan kebahagiaan semua orang, termasuk mereka yang memfitnah, memukuli, dan menyalibkanNya.
Semoga dengan merenungkan Kisah Sengsara Kristus, kita mendapat kekuatan untuk mengikuti Kristus dalam ketaatan dan kasih, sehingga tidak mengecewakan Dia yang telah wafat untuk menyelamatkan kita.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Bertobatlah, Manfaatkan Kerahiman Tuhan
Lihat juga: Tuhan Memakai Kita sebagai Alat Kasih-Nya
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.