
Yesaya 49:1-6, Yohanes 13:21-33, 36-38
Shalom,
Setelah Kristus membasuh kaki para rasulNya untuk menyatakan kasih yang mendalam, Kristus mengajak mereka merayakan perjamuan Paskah Yahudi.
Dalam perjamuan itu, dengan penuh haru Kristus mengatakan: ‘Sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku’.
Kristus merasa sedih bukan karena DiriNya yang akan dikhiananti, tetapi Dia sedih karena salah satu murid yang telah dipilihNya menjadi rasul, yang telah menerima banyak ungkapan kasihNya yang begitu mendalam, ternyata tetap tidak mau percaya penuh kepadaNya.
Lihat juga: Percaya Pada Kebijaksanaan Allah
Lihat juga: Sohib Yesus Bilang ke Gue: Dasar Lu Orang Kurang Percaya!
Para rasul terkejut mendengar itu. Mereka saling bertanya, siapa yang dimaksud Kristus.
Mereka kawatir, tanpa sadar telah melakukan kesalahan fatal.
Kristus lalu mengatakan: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya’.
Lihat juga: Percaya Pada Kehidupan Setelah Kematian
Lihat juga: Percaya Yesus Bukan Legalisme
Sesudah itu Ia mengambil roti, mencelupkannya ke sayur pahit yang merupakan makanan khas perayaan Paskah Yahudi dan memberikannya kepada Yudas Iskariot.
Kristus sekali lagi menunjukkan bahwa Dia sudah tahu apa yang akan terjadi padaNya.
Dia tidak mengutuk atau menghukum penghianatNya, tetapi memberikan roti.
Lihat juga: Yesus Makan Ikan Bakar dan Roti Panggang, Bangkit!
Lihat juga: Ekaristi: Roti Kehidupan Abadi dan Sakramen Kesatuan
Untuk terakhir kali, Kristus ‘mengulurkan tangan’ mengajak Yudas bertobat. Tetapi hati dan pikiran Yudas telah sepenuhnya dikuasai iblis.
Karena itu Kristus pada akhirnya membiarkan dia melakukan apa yang mau dia lakukan: ‘Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah dengan segera’.
Lihat juga: Menyatakan Iman dalam Perbuatan
Lihat juga: Beritahukanlah Segala yang Yesus Perbuat Padamu
Allah selalu berusaha agar kita tidak jatuh ke dalam dosa. Tetapi pada akhirnya Allah membiarkan kita yang mengambil keputusan akhir, karena Dia memang menciptakan kita dengan akal budi dan kehendak bebas.
Pengkhianatan yang dilakukan Yudas, menjadi suatu peringatan bagi kita semua.
Orang yang termasuk paling dekat dengan Kristus dan ada bersamaNya siang malam selama sekitar 3 tahun, ternyata dapat jatuh ke dalam dosa yang begitu fatal.
Lihat juga: Malaikat-malaikat Allah Sukacita karena Orang Berdosa yang Bertobat
Lihat juga: Yesus Mendidik Orang Berdosa, Bukan Dirajam
Karena itu tidak ada jaminan bahwa kita yang saat ini merasa sudah dekat dengan Tuhan, aktif dalam kegiatan rohani dan sosial, tidak bisa jatuh tergoda melakukan kesalahan fatal saat berhadapan dengan berbagai tantangan berat dan godaan hidup.
Kita perlu waspada dan berjaga-jaga dengan selalu mensyukuri kebaikan-kebaikan Tuhan dan tiap hari meneguhkan diri dengan berdoa dan merenungkan FirmanNya.
Setelah menerima roti, Yudas meninggalkan perjamuan untuk masuk ke dalam kegelapan malam yang juga berarti kegelapan hidupnya.
Lihat juga: Terang Kristus Dalam Kegelapan
Lihat juga: Kristus Diadili dan Mengadili
Kristus lalu mengatakan kepada ke 11 rasulNya: ‘Hai anak-anakKu, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: “ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang”, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu’ (Yohanes 13:33).
Kristus menyebut para rasulNya dengan sebutan yang begitu mesra: ‘Anak-anakKu’. Dengan begitu, sekali lagi Dia mengungkapkan kasihNya kepada mereka.
Lihat juga: Salib Kristus Menyelamatkan Kita
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Kata-kata bahwa Ia akan pergi, mencakup semua yang akan terjadi padaNya: penangkapanNya, kematianNya di kayu Salib, kebangkitan dan kenaikanNya ke surga.
Dengan jalan itulah Kristus beralih dari dunia yang fana ke dalam keilahian yang kekal.
Para murid belum bisa pergi mengikutiNya, tetapi Kristus berjanji Ia akan datang lagi untuk membawa mereka bersamaNya selama-lamanya (Yohanes 14:3).
Lihat juga: Dibaptis: Mengenakan Kristus, Menerima Roh Kudus dan Menolak Roh Jahat
Lihat juga: Berani Membela Iman dan Menjadi Saksi Kristus
Dengan kepergianNya ini, Kristus mengatakan Dia akan dipermuliakan Bapa, karena melalui kematianNya di kayu salib, proses Dia untuk kembali bersatu dengan BapaNya Yang Maha Kudus akan dimulai.
Para rasul belum dapat mengikuti Kristus ke alam Ilahi, karena mereka belum cukup kudus untuk dapat masuk ke dalam Rumah Bapa.
Mereka harus terus belajar semakin menghayati dan melakukan ajaran-ajaran Kristus sambil mewartakan ajaran-ajaran Kristus ke manapun Tuhan mengarahkan.
Lihat juga: Bersama Yesus Pergi Beritakan Injil ke Tempat Lain
Lihat juga: Beritakan Injil kepada Segala Makhluk
Mereka harus semakin menguduskan diri sambil menguduskan banyak orang.
Hal ini juga disampaikan Yahwe kepada Yesaya ketika mengutus dia mewartakan Firman Allah: “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hambaKu, untuk menegakkan suku-suku Yakub (lambang keluarga) dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara (lambang umat gereja). Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari padaKu sampai ke ujung bumi’ (Yesaya 49:6).
Lihat juga: Kristus Mempersatukan dan Menyelamatkan Kita
Lihat juga: Dengarkanlah Kristus
Ketika mendengar Kristus akan pergi sehingga para rasul tidak/belum dapat mengikutiNya, terdorong kasih dan sifatnya yang bersemangat, Petrus mengatakan kepada Kristus bahwa dia akan terus menemaniNya, sekalipun harus mengorbankan nyawa.
Tetapi Kristus mengingatkan dia untuk berhati-hati: ‘Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali’.
Apa yang dikatakan Kristus itu ternyata sungguh-sungguh terjadi.
Dalam tekanan situasi kondisi yamg mencekam, Petrus goyah dan tiga kali menyangkal kenal dengan Kristus di depan banyak orang ketika Kristus sedang diadili.
Lihat juga: Menggembalakan Domba-domba Kristus
Lihat juga: Bersujud di Hadapan Kristus
Dalam hal ini kita dapat belajar, kalau Petrus saja di dalam tekanan situasi bisa menyangkal Kristus, apalagi kita yang penuh kelemahan.
Saat ini kita masih diberi kesempatan Tuhan untuk menguduskan diri.
Tetapi saatnya pasti tiba, baik dengan tanda-tanda awal maupun tidak, kita akan dipanggil untuk menghadap Penghakiman Terakhir.
Lihat juga: Dipanggil untuk Berubah
Lihat juga: Dipanggil untuk Diselamatkan
Yang harus kita lakukan di dalam masa penantian ini adalah berbuat kasih kepada sesama, di manapun dan kapanpun Tuhan membukakan kesempatan dan memberi kemampuan, karena Kristus telah mempercayakan agar keselamatan yang dilakukanNya, dapat didengar, dimengerti dan dialami semua orang di seluruh muka bumi.
Kita selalu harus berjaga-jaga menantikan panggilanNya dengan berusaha semakin kudus di hadapan Allah dan bekerja dalam bimbingan RohNya untuk menguduskan dunia.
Semoga kita mau melakukannya dengan penuh tanggung jawab dan bersemangat.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Katekese: Roh Kudus
Lihat juga: Luar Biasa Indah Roh Kudus Memimpin Kita
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.