Kristus Menyediakan Santapan untuk Kita

Kisah Para Rasul 4:1-12, Yohanes 21:1-14

Shalom,

Setelah Kristus dua kali menampakkan Diri kepada para rasul di Yerusalem (Yohanes 20:19, 26), sesuai petunjuk Kristus, para rasul kembali ke provinsi Galilea.

Ketika sampai di pantai danau Tiberias (danau Galilea), Petrus tertarik untuk menangkap ikan di danau, karena sebelum mengikuti Kristus, dia dan juga anak-anak Zebedeus adalah nelayan-nelayan di daerah tersebut.

Ternyata para rasul lainnya juga tertarik untuk bergabung karena saat itu mereka sedang galau, di mana mereka bisa bertemu Kristus.

Keinginan untuk kembali menangkap ikan dapat diartikan juga sebagai suatu keinginan untuk kembali ke kehidupan lama.

Lihat juga: Menerima dan Mengalirkan Air Kehidupan

Lihat juga: Percaya Pada Kehidupan Setelah Kematian

Hal ini terjadi karena kematian Kristus membuat mereka kehilangan harapan untuk masa depan.

Ternyata malam itu mereka tidak dapat menangkap apa-apa.

Tentu saja mereka sangat kecewa dan heran, karena mereka bukan ‘orang asing’ di danau itu.

Mereka hafal di mana bagian yang banyak ikannya.

Saat menjelang pagi, mereka kembali ke pantai.

Lihat juga: Yesus Makan Ikan Bakar dan Roti Panggang, Bangkit!

Lihat juga: Dipanggil untuk Diselamatkan

Waktu itulah Kristus berdiri di pantai. Namun terulang lagi, mereka tidak dapat mengenaliNya.

Kata Kristus kepada mereka: ‘Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka (ikan) akan kamu peroleh’.

Meskipun belum mengenali Kristus, dalam kekesalan hati karena tidak mendapat ikan, mereka mengikuti petunjuk itu.

Ternyata mereka tidak dapat menarik jalanya lagi karena banyaknya ikan yang terjala.

Lihat juga: Tuhan Mengukir Kita Bagaikan Tukang Periuk Mengukir

Lihat juga: Yesus Utuslah Aku Menjadi Jala-Mu

Mengalami hal itu, Yohanes berkata kepada Petrus: ‘Itu Tuhan’.

Yohanes mengenaliNya karena teringat kejadian yang sama yang terjadi di tempat itu, pada awal mereka mulai memutuskan untuk menjadi rasul-rasulNya (Lukas 5:5-6).

Ketika sadar bahwa yang menegur mereka adalah Kristus, Petrus segera berenang ke pantai, sementara teman-teman lainnya menepikan perahu yang sudah penuh ikan.

Saat sampai di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.

Lihat juga: Kristus Menggenapi Hukum Taurat

Lihat juga: Mensyukuri Kebangkitan Kristus

Kristus telah menyediakan santapan bagi mereka.

Dia hanya minta beberapa ekor ikan yang baru ditangkap untuk mencukupi perjamuan sederhana di situ.

Petrus dengan sigap naik ke perahu untuk mengambil ikan.

Jumlah ikan besar yang terjala ada 153 ekor.

Sekalipun sangat banyak tetapi jala tidak koyak.

Lihat juga: Mujizat Kasih

Lihat juga: Menghayati Mujizat di Kana

Hal Ini menjadi lambang bahwa sekalipun umat Tuhan yang akan dihimpun para rasul sangat banyak, berasal dari berbagai bangsa dan beraneka ragam sifat serta sikapnya, tetapi semua akan dihimpun menjadi satu.

Tetapi pada kenyataannya saat ini jemaat Kristus terpecah menjadi banyak denominasi dan sekte-sekte.

Meskipun begitu, tetap ada satu kelompok umat universal terbesar yang tetap bersatu berabad-abad lamanya karena mendasarkan diri pada ajaran-ajaran Kristus dengan mengikuti tradisi para rasul.

Kristus lalu mengambil roti dan ikan serta memberikannya kepada para rasul.

Lihat juga: Arkeolog Israel Temukan Gulungan Baru Naskah Laut Mati, Isinya Alkitab: Zakharia dan Nahum

Lihat juga: Kamu Wajib Saling Membasuh Kaki

Tindakan ini, mengingatkan para rasul pada Perjamuan makan Paskah terakhir Kristus dengan mereka di Yerusalem.

Karena itu mereka tidak perlu lagi bertanya: ‘Siapakah Engkau?’.

Kejadian ini menjadi tanda yang jelas bahwa setelah wafat dan kebangkitanNya, relasi erat antara Kristus dengan umatNya akan terus berlangsung dalam rupa perjamuan Ekaristi.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Kristus sebelumnya: ‘Barangsiapa makan DagingKu dan minum darahKu, Ia tinggal dalam Aku dan Aku di dalam dia’ (Yohanes 6:56).

Seperti Kristus yang menyediakan sarapan di tepi danau itu dan kemudian meminta peran serta muridNya (menambahkan ikan), di dalam relasi selanjutnya, Kristus menyediakan Tubuh dan DarahNya untuk mempersatukan kita dengan Dia dan di antara kita.

Lihat juga: Bersaksi Setelah Disembuhkan

Lihat juga: Menjadi Saksi Kebangkitan Kristus

Di Bait Allah, setelah Petrus dan Yohanes membuat mujizat penyembuhan atas seorang pengemis lumpuh, banyak orang mengerumuni mereka.

Kesempatan ini dipakai keduanya untuk bersaksi tentang Kristus.

Banyak orang yang mendengar kesaksian mereka menjadi percaya, sehingga jumlah mereka bertambah 2.000 laki-laki lagi.

Mereka adalah orang-orang Yahudi yang sedang berziarah di Bait Allah untuk merayakan Paskah Yahudi.

Lihat juga: Kerahiman dan Kuasa Kebangkitan

Lihat juga: Bangkit Bersama Kristus

Mereka bukan hanya terdiri dari orang-orang Yahudi yang tinggal di tanah Palestina saja, tetapi juga yang telah tinggal di negara-negara lain (kaum diaspora).

Orang-orang Saduki yang mendengar kesaksian Petrus dan Yohanes, menjadi sangat marah, apalagi ketika melihat begitu banyak orang yang menjadi percaya.

Hal ini karena mereka sama sekali tidak percaya adanya kehidupan lain setelah kematian di dunia.

Lihat juga: Membawa yang Lumpuh ke Hadapan Kristus

Lihat juga: Kepedulian kepada Sesama

Mereka marah karena kedua rasul bersaksi bahwa Kristus telah bangkit dari kematian.

Mereka menangkap kedua rasul itu dan menghadapkannya ke Mahkamah Agama.

Akan tetapi di hadapan Imam Agung dan imam-imam kepala serta pemimpin-pemimpin di majelis itu, Petrus dengan sangat berani bersaksi: ‘Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang bangunan, yaitu kamu sendiri, namun Ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini, tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehNya kita diselamatkan’ (Kisah Para Rasul 4:11-12).

Lihat juga: Dipanggil untuk Diselamatkan

Lihat juga: Dibaptis: Mengenakan Kristus, Menerima Roh Kudus dan Menolak Roh Jahat

Setelah mendapat pencurahan Roh, para rasul dengan berani dan bersemangat mewartakan Injil Kristus kapanpun dan di manapun mereka berada.

Melalui kejadian di danau Tiberias mereka disadarkan bahwa dengan pengetahuan, kekuatan dan kehendak sendiri, mereka tidak akan mampu mempertobatkan dan menyatukan banyak orang, sama seperti mereka tidak berhasil menangkap apa-apa sepanjang malam di danau, sekalipun mereka selama bertahun-tahun pernah menjadi nelayan di danau itu.

Lihat juga: Kasih Mengatasi Badai

Lihat juga: Yesus Mencela Kedegilan Hati Murid-Nya

Mereka hanya mampu kalau mengikuti petunjuk Kristus.

Demikian juga kita sebagai murid-murid Kristus.

Kita semua diutus Dia untuk mewartakan Injil di manapun kita berada.

Kita mutlak harus mengikuti bimbingan Roh Kristus untuk mampu melakukannya.

Lihat juga: Luar Biasa Indah Roh Kudus Memimpin Kita

Lihat juga: Bersyukur dengan Ketaatan

Tetapi di tengah hiruk pikuk dunia, sering kita tidak punya kepekaan untuk mendengar bimbinganNya dan kemauan melakukannya.

Untuk mengatasi itu semua, Kristus yang sangat mengasihi kita telah menyiapkan santapan rohani bagi kita, seperti Dia menyiapkan sarapan bagi para rasulNya ditepi danau Tiberias, ketika mereka sedang lelah, kecewa dan nyaris patah harapan.

Yang disediakan Kristus bukan lagi roti dan ikan tetapi Tubuh dan DarahNya sendiri.

Semoga dengan menyadari hal ini kita semakin mencintai Ekaristi dan mau sesering mungkin menyediakan diri untuk bersantap bersama Kristus.

Tuhan memberkati kita.

Lihat juga: Ekaristi: Roti Kehidupan Abadi dan Sakramen Kesatuan

Lihat juga: Seri TPE 2020: Ketaatan Para Pelayan Biasa Ekaristi


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

  • Related Posts

    Jangan Gelisah, Percayalah pada Allah
    • May 16, 2025

    Kisah Para Rasul 13:26-33, Yohanes 14:1-6 Shalom, Setelah Kristus mengatakan kepada para rasulNya bahwa Dia akan pergi ke tempat di mana mereka tidak mungkin dapat ikuti (Yohanes 13:33), para rasulNya

    Kasih dan Kerendahan Hati
    • May 15, 2025

    Kisah Para Rasul 13:13-25, Yohanes 13:16-20 Shalom, Dalam perjamauan makan malam terakhir bersama para rasulNya, secara mengejutkan Kristus membasuh kaki para rasulNya, termasuk kaki Yudas Iskariot yang Dia tahu segera

    Leave a Reply

    Spiritualitas

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Sukacita Pertobatan

    Sukacita Pertobatan

    Mengembangkan Kerohanian

    Mengembangkan Kerohanian

    Doa Penutup Kegiatan

    Doa Penutup Kegiatan

    Discover more from HATI YANG BERTELINGA

    Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

    Continue reading